Sebuah sore,
dengan aku, dia dan desir angin yang mulai menepi.
dengan aku, dia dan desir angin yang mulai menepi.
masih terlalu sepi untuk sebuah perjamuan dan
pesta pora menyambut musim yang akan tiba.
pesta pora menyambut musim yang akan tiba.
Aku dan dia,
masih termenung, menatap bentangan hari menuju senjanya.
masih termenung, menatap bentangan hari menuju senjanya.
Aku dan dia, menikmati sepi
bermonolog dalam diam.
bermonolog dalam diam.
Namun aku dan dia datang
pada tempat orang-orang melihat dan berkata
tentang aku dan dia.
pada tempat orang-orang melihat dan berkata
tentang aku dan dia.
Pada sore ini,
aku dan dia menanti sebuah hujan
yang mengantar hari pada sebuah senjanya.
aku dan dia menanti sebuah hujan
yang mengantar hari pada sebuah senjanya.
aku dan dia, datang ke tempat ini dengan senyum dan kerinduan
pada gemuruh hujan dan kilatan petir,
pada derak-derak prahara yang mengigilkan tubuh,
dan dinginnya air yang membasahi aku dan dia
adalah daya hidup yang akan terpeluk erat,
pada bara kecintaan antara aku dan dia.
pada gemuruh hujan dan kilatan petir,
pada derak-derak prahara yang mengigilkan tubuh,
dan dinginnya air yang membasahi aku dan dia
adalah daya hidup yang akan terpeluk erat,
pada bara kecintaan antara aku dan dia.
Aku dan dia,
datang di sore ini bukan sebagai sajak yang merindukan
penyairnya, bukan pula sebagai deru ombak yang menanti sebongkah bukit karang.
datang di sore ini bukan sebagai sajak yang merindukan
penyairnya, bukan pula sebagai deru ombak yang menanti sebongkah bukit karang.
Aku dan dia datang sebagai seekor rajawali yang terbang sendiri
di atas langit tinggi.
di atas langit tinggi.
Sebagai jiwa yang bebas dan mencintai prahara
seperti hujan yang membawa gemuruh dan deru kilatan petir.
seperti hujan yang membawa gemuruh dan deru kilatan petir.
Dan seperti itulah aku dan dia merindukan sebuah cinta,
merindukan sebentuk kebebaan dari sebuah sudut hidup terasa besar.
merindukan sebentuk kebebaan dari sebuah sudut hidup terasa besar.
Aku dan dia merindukan gemuruh hujan yang gelap,
menyambutnya dengan kaki-kaki yang telanjang,
membuang pelita dan meninggalkan tempat yang terang ini.
menyambutnya dengan kaki-kaki yang telanjang,
membuang pelita dan meninggalkan tempat yang terang ini.
Kini,
dalam temaram lembayung senja kemerahan,
dia berkata padaku “biarkan hujan itu menanti”
menanti mereka yang merindukan kebebasan,
lewat bendera-bendera cinta yang mereka kibarkan
Dan kepada mereka yang terasing dan mencintai hidup
karena, mereka menolak untuk tunduk pada cinta yang mapan dan menindas.
dalam temaram lembayung senja kemerahan,
dia berkata padaku “biarkan hujan itu menanti”
menanti mereka yang merindukan kebebasan,
lewat bendera-bendera cinta yang mereka kibarkan
Dan kepada mereka yang terasing dan mencintai hidup
karena, mereka menolak untuk tunduk pada cinta yang mapan dan menindas.
Biarkanlah hujan itu menanti
musim yang akan tiba, dan kepak sayap kupu-kupu
kuning musim semi yang terbang bersama kecintaanya.
musim yang akan tiba, dan kepak sayap kupu-kupu
kuning musim semi yang terbang bersama kecintaanya.
No comments :
Post a Comment
silahkan komentar anda disini....